SKRINING DAN EDUKASI PADA WARGA BINAAN SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT TUBERKULOSIS PARU MELALUI KEGIATAN ACTIVE CASE FINDING

Abstract

Tuberkulosis merupakan masalah kesehatan masyarakat yang menduduki peringkat ke 13 penyakit penyebab kematian tertinggi di dunia. Berdasarkan Indonesia merupakan negara dengan beban tuberkulosis tertinggi ke-2 di dunia setelah India dengan estimasi kasus baru sebanyak 969.000 dan kematian sebanyak 144.000. Warga Binaan Pemasyarakatan menjadi salah satu populasi berisiko Tuberkulosis, dengan setting tertutup yang memungkinkan kontak erat secara berkepanjangan. Lapas merupakan salah satu tempat penularan tuberkulosis. Hal ini dikarenakan jumlah yang tidak sebanding antara penghuni dan kapasitas hunian di sebagian besar Lapas dapat menyebabkan tingginya risiko penyebaran dan penularan tuberkulosis. Salah satu bentuk pencegahan yang dapat dilakukan adalah dengan skrining dan memberikan komunikasi, informasi dan edukasi dan skrining gejala serta pemeriksaan dahak. Kegiatan ini dilakukan di Lapas Kelas IIB Wonogiri dengan jumlah peserta 315 warga binaan. Penyampaian informasi dilakukan dengan cara memberikan penyuluhan langsung kepada warga binaan dan memberikan leaflet untuk mempermudah memahami penyampaian informasi, serta skrining gejala tuberkulosis paru. Hasil yang didapatkan terdapat 56 orang (17.8%) dari warga binaan memiliki gejala tuberkulosis.

Kata kunci: Tuberkulosis, Warga binaan, Pemeriksaan